SYAIR INUL
sapardi djoko damono
maka Inul bergoyang di panggung
ada Ksatria sedang merenung;
tubuh Inul lurus, tubuh Inul melengkung
pikiran sang Ksatria mulai mendengung
beputar terus, Inul pun berputar terus
tapi pikiran sang Ksatria bagai direbus;
terus bergoyang, Inul pun terus bergoyang
tapi benak sang Ksatria bagai dijerang
ketika Inul meliukkan tubuhnya di panggung
sorak-sorai penonton menjelma gaung;
ketika Inul menggoyang, memutar pinggul
kepala sang Ksatria bagai kena pukul
"Inul, Inul!" teriak penonton bersahutan
tapi iman sang Ksatria malah sempoyongan;
"Inul, Inul!" sambut penonton semakin riuh
dan akal sang Ksatria semakin keruh
Inul pun menghentak-hentakkan tubuh di panggung
Ksatria itu, entah kenapa, menjadi limbung;
dan Inul pun terus berputar sambil menyanyi
sang Ksatria mengelus dada, dadanya sendiri
dan ketika Inul mulai mengebor di p! anggung
Ksatria bilang, "Itu bahaya bagi si Burung!";
bergoyang Inul, bergoyang musik pengiring
"Itu melacur!" teriak Ksatria, melengking
"Berhenti ngebor, demi Tuhan, berhenti ngebor!"
teriak sang Ksatria sambil ngurusin kolor;
dan ketika Inul tetap juga di panggung
Ksatria itu pun sibuk membetulkan sarung
Inul tetap nemamerkan lenggoknya di panggung
Ksatria mendongak, menuding langsung, "Pasung!";
Inul tersentak, mendadak berhenti bergerak --
dan Kurawa pun lega, mulai bersorak
penonton kaget, "Gerak bebas kena slepet!"
panggung pun redup, "Goyang bebas kena gencet!";
tapi Ksatria dan Kurawa mengakak sadis:
"Guoblok! Bebas-bebas apa! Ini bisnis!" ***